FOTO 1

Rejo Herbeno, S.IP, M.Si Ketua PGRI Kabupaten Pekalongan Masa Bakti XXI Tahun 2014 - 2019

FOTO 1

Silaturahmi Pengurus PGRI Kabupaten Pekalongan dengan Bupati Pekalongan

FOTO 2

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Drs. H. Umaidi, M.Si, Sambutan dan Membuka Acara Konferensi XXI PGRI Kabupaten Pekalongan

FOTO 3

Bersama Bp. Dr. Sulistyo pada acara Konferensi XXI PGRI Provinsi Jawa Tengah

FOTO 4

Pembukaan Workshop dan Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah dan Publikasi Ilmiah PGRI Kabupaten Pekalongan

FOTO 5

Audensi dan silaturahmi

Selasa, 25 Mei 2021

Ngopi Bareng PGRI: Strategi dalam PJJ Masih Menjadi Topik Hangat Menuju Merdeka Belajar

 

Selasa, 25 Mei 2021, APKS dan PSLCC PGRI Kabupaten Pekalongan telah menyelenggarakan  temu maya bersama guru-guru di Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ngobrol bermutu yang diberi tajuk NGOPI 25 (Ngobrol Praktik Baik Pendidikan Bareng PGRI)  merupakan program unggulan APKS dan PSLCC PGRI Kabupaten Pekalongan. Adapun tema yang diangkat kali ini adalah “PJJ Belum Kelar, Bagaimana Strategi Guru Mewujudkan  Merdeka Belajar?”

Ngopi 25 kali ini mendatangkan narasumber yang dengan host Rohmad Kurniyadi, S.Pd. (Kepala SDN 01 Bebel Kec. Wiradesa) Darsono, S.Pd., M.Pd (Ketua APKS Kab. Pekalongan) Nunuk Riza Puji, S.T (Ketua PSLCC Kab. Pekalongan)H. Siswoyo, S.IP., M.Si (Ketua Dewan Pendidikan Kab. Pekalongan) Mufrodah, S.Pd (Guru SMPN 1 Bojong Kec. Bojong) Anisha Yuniar P., S.Pd (Guru SDN 01 Jagung Kec. Kesesi) dengan jumlah partisipan 277.


Rohmad Kurniyadi, S.Pd

Menurut salah satu narasumber yang merupakan ketua APKS PGRI Kabupaten pekalongan, keberadaan APKS (Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis) Kab. Pekalongan sudah tertera dalam ART PGRI Kabupaten Pekalongan.ART PGRI, Pasal 51 APKS adalah perangkat kelengkapan organisasi yang bertugas membina dan memfasilitasi peningkatan kompetensianggota PGRI . APKS berfungsi sebagai representasi badan pimpinan organisasi dalam membina dan memfasilitasi peningkatan kompetensi anggota PGRI.

“Peran guru yang semula sebagai penerus pengetahuan sekarang ini harus berubah menjadi seorang fasilitator bagi siswa. Kompetensi yang sekarang ini harus dimiliki oleh guru adalah: (1) Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesional, (Plus) kompetensi pedagogik guru abad 21”, demikian disampaikan oleh Darsono, S.Pd., M.Pd.


Darsono, S.Pd., M.Pd. (Ketua APKS Kab. Pekalongan)

Sementara itu, Nunuk Riza Puji, S.T ketua PSLCC Kabupaten Pekalongan yang sekaligus narasumber pada kesempatan Ngopi 25 itu menyampaikan bahwa Tahun 2021 tantangan para guru ternyata berlipat, apalagi dengan adanya pandemi, sehingga juga berpengaruh terhadap upaya mewujudkan konsep merdeka belajar. MGMP dan KKG merupakan wadah yang sangat bagus untuk mengembangkan potensi dan kemampuan para guru. Dalam kenyataannya, selama ini MGMP dan KKG kurang dimaksimalkan pemanfaatannya untuk menghadapi masalah-masalah guru terutama dalam kegiatan pembelajaran.

“Dalam pelaksanaan MGMP dan KKG, semua guru bisa menjadi narasumber dengan membagikan praktik baiknya dalam kegiatan pembelajaran. Harapan kita semua adalah semua guru khususnya di Kabupaten Pekalongan bersedia berbagi kepada teman-teman guru seperjuangan. Semangat semacam ini diharapkan dapat turut membuka jalan bagi terwujudnya konsep merdeka belajar” pungkasnya mengakhiri pembicaraan.


Nunuk Riza Puji, S.T (Ketua PSLCC Kab. Pekalongan)

Masih tentang peran penting guru, menurut H. Siswoyo, S.IP., M.Si, ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Pekalongan , Guru harus dapat senantiasa mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Salah satu contohnya adalah dalam menentukan piranti penilaian siswa yang mulai bergeser dari sekedar soal pilihan ganda, sekarang lebih menggali potensi siswa melalui soal uraian yang lebih terbuka dan melalui penilaian portofolio. Dewan pendidikan senantiasa menjembatani dan memberikan usul berkaitan dengan upaya memajukan pendidikan kepada Bupati melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan


H. Siswoyo, S.IP., M.Si (Ketua Dewan Pendidikan Kab. Pekalongan)

Ngopi 25 PGRI kali ini menghadirkan narasumber guru untuk menyampaikan goodpractise pembelajaran. Ada dua guru yang dihadirkan. Guru pertama adalah Anisha Yuniar P., S.Pd., yang merupakan guru baru yang mengajar belum lama di SD Negeri 01 Jagung Kec. Kesesi. Pada awal masa pandemi, semua guru termasuk Bu Anisha dipaksa untuk menyesuaikan model pembelajaran agar materi tetap tersampaiakan dengan baik walaupun tanpa kegiatan tatap muka.  Metode awal yang Bu Anisha lakukan adalah dengan memanfaatkan grup whatsapp (WA) yang sudah dibentuk. Materi dan tugas diberikan kepada siswa melalui grup whatsapp tersebut. Pada awalnya siswa mengikuti pembelajaran sesuai harapan, namun kemudian presentase siswa yang mengerjakan tugas makin berkurang. Sebagian orang tua juga menyampaikan bahwa putra putri mereka mulai merasa jenuh dengan  kegiatan pembelajaran dan tugas yang diberikan.


Anisha Yuniar P., S.Pd

Setelah melalui evaluasi diri, Bu Anisha mencoba mencari metode pembelajaran lain yang diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat belajar anak dan juga mengurangi kejenuhan yang mereka rasakan. Dengan memperhatikan karakter perkembangan anak usia SD maka muncul ide untuk membuat konten pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi kind master yang kemudian diunggah melalui chanel youtube.


Dukumentasi Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh Anisha Yuniar P., S.Pd

Selain itu Bu Anisha juga melaksanakan pembelajaran daring jenis sinkronus melalui aplikasi zoom dan google meet sehingga terjadi komunikasi dua arah dan pengalaman belajar yang bersifat langsung dengan metode pembelajaran inquiry dan penggunaan alat peraga konkret. Usaha yang dilakukan akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan, siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugasnya. Kegiatan pembelajaran seperti di atas akhirnya menjadi metode tetap sampai saat ini.


Dukumentasi Karya Siswa Anisha Yuniar P., S.Pd

Sementara, narasumber dari unsur guru  kedua adalah Mufrodah, S.Pd yang mengajar di SMP Negeri 1 Bojong Kecamatan Bojong. Seperti halnya Ibu Anisha, Bu Mufrodah juga dituntut untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan masa pandemi sekarang ini. Kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan grup whatsapp yang beliau laksanakan dirasa kurang efektif. Diskusi yang dilaksanakan dengan siswa kurang berjalan dengan lancer. Hal ini akhirnya juga yang mendorong Bu Mufrodah mencari metode pembelajaran lain yang dirasa lebih efektif dan menarik minat belajar siswa yang kian hari makin menurun. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan antara lain dengan membuat video pembelajaran dan memanfaatkan berbagai aplikasi, antara lain kind master dan bandicam yang kemudian diunggah ke youtube. Semula video yang dibuat diunggah melalui akun youtube orang lain, karena dirasa kurang efektif, Bu Mufrodah akhirnya membuat akun youtube sendiri.

Membuat media pembelajaran elektronik  E-Modul yang ternyata dapat meningkatkan minat belajar siswa.


Mufrodah, S.Pd

Ngopi 25 PGRI yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2021 ini direncanakan akan tayang setiap bulan, pada setiap tanggal 25. Harapan besar dari pengurus PGRI Kabupaten Pekalongan adalah agar kegiatan NGOPI 25 ini benar-benar bisa menjadi ajang diskusi yang kaya manfaat terutama dalam peningkatan kompetensi guru. Ke depan, acara sejenis akan dikemas lebih menarik dengan mengangkat topik-topik aktual sesuai kebutuhan guru. (Mrg/Pnj)

Senin, 03 Mei 2021

Angkat Tema PJJ, Dindikbud Bersama PGRI Selenggarakan Webinar Hardiknas

 

Dalam rangka memperingati Hardiknas 2 Mei 2021, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan bekerja sama dengan PSLCC dan APKS PGRI Kabupaten Pekalongan menyelenggarakan webinar untuk guru di seluruh Kabupaten Pekalongan. Sesuai dengan tema Hardiknas tahun 2021 yang mengangkat masalah merdeka belajar, tema yang diusung dalam webinar kali ini cukup menarik, yaitu “ PJJ Belum Berakhir. Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar”. Webinar dibuka oleh Ketua PGRI Kabupaten Pekalongan, Rejo Herbeno, M.SI pada pukul 09.15 WIB.

Webinar kali ini cukup istimewa, karena Bupati Pekalongan, H. Asip Kholbihi, S.H.,M.H., berkesempatan ikut hadir menyapa para peserta. Dalam sambutan singkatnya beliau menyampaikan ucapan selamat Hardiknas kepada seluruh guru di Kabupaten Pekalongan. Beliau juga menyampaikan permohonan maaf apabila selama lima tahun bergaul dalam kepemimpinannya ada kesalahan atau kekhilafan yang tidak disengaja kepada seluruh warga Kabupaten Pekalongan khususnya para guru peserta webinar. Pesan yang beliau sampaikan adalah agar para guru bisa menjadi cahaya ilmu, membuat terang dan bercahaya dunia pendidikan, menorehkan prestasi terbaik, dan menjaga nama baik korps guru.

Seusai sapaan dari Bupati Pekalongan, acara berikutnya adalah paparan tentang PJJ oleh narasumber. Narasumber yang dihadirkan dalam webinar kali ini adalah Plt.Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Dra. Siti Masruroh, M.SI. Dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa adanya wabah covid 19 yang mendunia itu telah telah mengubah dan mendisrupsi banyak aspek kehidupan kita, termasuk ekonomi, kesehatan, politik, sosial budaya, keagamaan, dan pendidikan. Data UNESCO (2020) melaporkan bahwa 91,3% atau sekitar 1,5 milyar siswa di dunia tidak bisa masuk sekolah seperti biasa akibat dampak Covid. Mereka harus belajar dari rumah melalui berbagai media yang ada. Mereka ini termasuk sekitar 60 juta siswa dan 4 juta guru di 565 ribu sekolah di Indonesia yang mengalami nasib yang sama.

Dengan adanya wabah tersebut, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi salah satu solusi untuk tetap melayani siswa dalam pemerolehan pendidikan. Hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Bencana Covid-19,  Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 dan 4 Tahun 2020, dan  Kepmendikbud No. 719/P/2020 tentang KTSP dalam kondisi Khusus.

“Semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan walaupun masih dalam suasana pandemi,” demikian disampaikan narasumber Dra. siti Masruroh, M.SI. Selanjutnya masih menurut beliau, “Pandemi bukan menjadi alasan guru untuk patah semangat dalam berkarya. Ada banyak jalan yang bisa ditempuh agar peserta didik tetap belajar walaupun dalam keterbatasan. PJJ adalah solusi tepat untuk membuat peserta didik tetap dalam atmosfir sekolah. Guru perlu mencari terobosan pembelajaran yang pas dan menyenangkan, sehingga pendidikan tetap terlayani.”

Selain itu dalam kesempatan itu beliau juga menyampaikan bahwa ada tantangan besar bagi para guru untuk bisa menguasai IT dan media pembelajaran berbasis  IT. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak identik dengan sekadar memberikan tugas. Namun, harus ada upaya maksimal sesuai kondisi sekolah untuk membuat pembelajaran bermakna. Guru harus banyak belajar, banyak berbagi. Merdeka belajar bisa berarti belajar menyeluruh, bebas berinovasi untuk mencapai tujuan pendidikan. PJJ memang belum berakhir. Namun, ada secercah harapan, pandemi segera berlalu, sehingga kerinduan akan tatap muka dengan peserta didik segera terwujud. Demikian dijelaskan narasumber dalam webinar kemarin.

Webinar dalam rangka Hardiknas Kabupaten Pekalongan yang dimotori oleh PGRI Smart Learning Character Center (PSLCC) dan Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI  kali ini dibagi atas dua sesi.  Margiati, S.Pd.,M.Pd., kepala SMPN 5 Sragi memandu acara sebagai moderator pada sesi pertama yang berupa webinar utama dengan narasumber Plt.Kadindikbud Kabupaten Pekalongan sampai dengan kurang lebih pukul 11.00.  Selanjutnya, sesi kedua adalah ngobrol bareng PGRI  (Ngopi 25) yang dipandu dengan sangat menarik oleh Nuno Reza Puji, S.Pd., guru SMA Petung Kriyono. Beliau adalah  guru penggerak yang cukup aktif dalam menggerakkan guru belajar dan berbagi. Ngopi Bareng PGRI kali ini menghadirkan guru-guru inovatif  yang sudah menerapkan pembelajaran yang menarik di masa PJJ. Mereka adalah Gita Putri Amaresa, S.Pd., guru SMP Satu Atap Tlogohendro dan Yomi R. Rosliana, S.Pd., guru SD Pringsurat 01 Kajen. Acara berlangsung cukup menarik hingga menjelang pukul 12.00 siang.

Webinar yang diselenggarakan pada tanggal 3 Mei 2021 ini sangat diminati peserta. Dari pantauan panitia, kapasitas 500 peserta  yang ditargetkan dalam webinar terpenuhi. Bahkan karena peserta membludak, panitia menyediakan link live streaming you tube yang tetap diserbu oleh peserta hingga mencapai hampir 250-an peserta. Bahkan beberapa peserta webinar terpantau berasal dari berbagai daerah, di antaranya dari Semarang, Malang, Brebes dan berbagai daerah lain.( Mrg)