Selasa, 25 Mei 2021, APKS dan PSLCC PGRI Kabupaten
Pekalongan telah menyelenggarakan temu
maya bersama guru-guru di Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ngobrol bermutu yang
diberi tajuk NGOPI 25 (Ngobrol
Praktik Baik Pendidikan Bareng PGRI) merupakan program unggulan APKS dan PSLCC PGRI
Kabupaten Pekalongan. Adapun tema yang diangkat kali ini adalah “PJJ Belum
Kelar, Bagaimana Strategi Guru Mewujudkan
Merdeka Belajar?”
Ngopi 25 kali
ini mendatangkan narasumber yang dengan host Rohmad Kurniyadi, S.Pd. (Kepala
SDN 01 Bebel Kec. Wiradesa) Darsono, S.Pd., M.Pd (Ketua APKS Kab. Pekalongan)
Nunuk Riza Puji, S.T (Ketua PSLCC Kab. Pekalongan)H. Siswoyo, S.IP., M.Si
(Ketua Dewan Pendidikan Kab. Pekalongan) Mufrodah, S.Pd (Guru SMPN 1 Bojong
Kec. Bojong) Anisha Yuniar P., S.Pd (Guru SDN 01 Jagung Kec. Kesesi) dengan jumlah partisipan 277.
Menurut salah satu narasumber yang merupakan ketua
APKS PGRI Kabupaten pekalongan, keberadaan APKS (Asosiasi Profesi dan Keahlian
Sejenis) Kab. Pekalongan sudah tertera dalam ART PGRI Kabupaten Pekalongan.ART
PGRI, Pasal 51 APKS adalah perangkat kelengkapan organisasi yang bertugas
membina dan memfasilitasi peningkatan kompetensianggota PGRI . APKS berfungsi
sebagai representasi badan pimpinan organisasi dalam membina dan memfasilitasi
peningkatan kompetensi anggota PGRI.
“Peran guru
yang semula sebagai penerus pengetahuan sekarang ini harus berubah menjadi seorang
fasilitator bagi siswa. Kompetensi yang sekarang ini harus dimiliki oleh guru
adalah: (1) Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesional, (Plus) kompetensi pedagogik guru abad 21”, demikian disampaikan
oleh Darsono,
S.Pd., M.Pd.
Sementara itu, Nunuk Riza Puji, S.T ketua PSLCC Kabupaten
Pekalongan yang sekaligus narasumber pada kesempatan Ngopi 25 itu menyampaikan
bahwa Tahun 2021 tantangan para guru ternyata berlipat, apalagi dengan adanya
pandemi, sehingga juga berpengaruh terhadap upaya mewujudkan konsep merdeka
belajar. MGMP dan KKG merupakan wadah yang sangat bagus untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan para guru. Dalam kenyataannya, selama ini MGMP dan KKG
kurang dimaksimalkan pemanfaatannya untuk menghadapi masalah-masalah guru
terutama dalam kegiatan pembelajaran.
“Dalam
pelaksanaan MGMP dan KKG, semua guru bisa menjadi narasumber dengan membagikan
praktik baiknya dalam kegiatan pembelajaran. Harapan kita semua adalah semua
guru khususnya di Kabupaten Pekalongan bersedia berbagi kepada teman-teman guru
seperjuangan. Semangat semacam ini diharapkan dapat turut membuka jalan bagi
terwujudnya konsep merdeka belajar” pungkasnya mengakhiri pembicaraan.
Masih tentang
peran penting guru, menurut
H. Siswoyo, S.IP., M.Si, ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Pekalongan , Guru
harus dapat senantiasa mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Salah satu
contohnya adalah dalam menentukan piranti penilaian siswa yang mulai bergeser
dari sekedar soal pilihan ganda, sekarang lebih menggali potensi siswa melalui
soal uraian yang lebih terbuka dan melalui penilaian portofolio. Dewan
pendidikan senantiasa menjembatani dan memberikan usul berkaitan dengan upaya
memajukan pendidikan kepada Bupati melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Pekalongan
Ngopi 25 PGRI kali ini menghadirkan narasumber guru untuk menyampaikan goodpractise pembelajaran. Ada dua guru
yang dihadirkan. Guru pertama adalah Anisha Yuniar P., S.Pd., yang
merupakan guru
baru yang mengajar belum lama di SD Negeri 01 Jagung Kec. Kesesi. Pada awal
masa pandemi, semua guru termasuk Bu
Anisha dipaksa untuk menyesuaikan model pembelajaran agar materi tetap
tersampaiakan dengan baik walaupun tanpa kegiatan tatap muka. Metode awal yang Bu Anisha
lakukan adalah dengan memanfaatkan grup whatsapp
(WA) yang sudah dibentuk. Materi dan tugas diberikan kepada siswa melalui
grup whatsapp tersebut. Pada awalnya
siswa mengikuti pembelajaran sesuai harapan, namun kemudian presentase siswa
yang mengerjakan tugas makin berkurang. Sebagian orang tua juga menyampaikan
bahwa putra putri mereka mulai merasa jenuh dengan kegiatan pembelajaran dan tugas yang
diberikan.
Setelah
melalui evaluasi diri, Bu Anisha mencoba mencari metode pembelajaran lain yang
diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat belajar anak dan juga
mengurangi kejenuhan yang mereka rasakan. Dengan memperhatikan karakter
perkembangan anak usia SD maka muncul ide untuk membuat konten pembelajaran
dengan memanfaatkan aplikasi kind master
yang kemudian diunggah melalui chanel youtube.
Selain itu Bu
Anisha juga melaksanakan pembelajaran daring jenis sinkronus melalui aplikasi zoom dan google meet sehingga terjadi komunikasi dua arah dan pengalaman
belajar yang bersifat langsung dengan metode pembelajaran inquiry dan penggunaan alat peraga konkret. Usaha yang dilakukan
akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan, siswa sangat antusias mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan tugasnya. Kegiatan pembelajaran seperti di atas
akhirnya menjadi metode tetap sampai saat ini.
Sementara, narasumber dari unsur guru kedua adalah Mufrodah, S.Pd yang mengajar di SMP Negeri 1
Bojong Kecamatan Bojong. Seperti halnya Ibu Anisha, Bu Mufrodah juga dituntut
untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan masa pandemi sekarang ini.
Kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan grup whatsapp yang beliau laksanakan dirasa kurang efektif. Diskusi yang
dilaksanakan dengan siswa kurang berjalan dengan lancer. Hal ini akhirnya juga
yang mendorong Bu Mufrodah mencari metode pembelajaran lain yang dirasa lebih
efektif dan menarik minat belajar siswa yang kian hari makin menurun.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan antara lain dengan membuat video pembelajaran
dan memanfaatkan berbagai aplikasi, antara lain kind master dan bandicam yang
kemudian diunggah ke youtube. Semula
video yang dibuat diunggah melalui akun youtube
orang lain, karena dirasa kurang efektif, Bu Mufrodah akhirnya membuat akun youtube sendiri.
Membuat media pembelajaran
elektronik E-Modul yang ternyata dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
Ngopi
25 PGRI yang diselenggarakan pada tanggal 25
Mei 2021 ini direncanakan akan tayang
setiap bulan, pada setiap tanggal 25. Harapan besar dari pengurus PGRI
Kabupaten Pekalongan adalah agar kegiatan NGOPI 25 ini benar-benar bisa menjadi
ajang diskusi yang kaya manfaat terutama dalam peningkatan kompetensi guru. Ke
depan, acara sejenis akan dikemas lebih menarik dengan mengangkat topik-topik
aktual sesuai kebutuhan guru. (Mrg/Pnj)